Contoh Puisi Politik

August 31, 2016

Penjelasan Contoh Puisi Politik

Puisi politik biasanya disajikan untuk menyindir pemerintahan atau sebagai aspirasi masyarakat untuk para pemimpinnya.
Jika kemarin Dunia Perpustakaan telah banyak menyajikan contoh puisi hewan , contoh parikan , contoh puisi lingkungan , contoh puisi pahlawan , contoh puisi guru dsbny.
Mari kita simak materi contoh puisi politik berikut.

Contoh Puisi Politik Dalam Bahasa Jawa


Jula-juli Zaman Edan
Zamane zaman edan
Munggah mbulan numpake dokar
Politik saiki dadi dhangdhutan
Rakyate kere entek digoyang.
Sing penting sing ora kurang mangan.
Mangan tempe iwak tahu
Uteke memblemorale kleru.
Zamane zaman edan
Tuku manuk oleh kurungan
Politike kentekan program
Bokonge inul didol gram-graman
Inal-Inul bokong-bokongan.
Politike mungkret dadi sakbokong
Elite ngedhobos omong kosong.
Zamane zaman edan
Wedang kopi gulane tebu
Rakyat gak eruh sapa sing digugu
Elite kabeh gak kenek ditiru
Kebeh nurut udele dhewe.
Nguyuh mbengi nyirami latar
Elite muntah rakyate lapar.
(Karya Sindhunata, 2003: 31)

Terjemahan Contoh Puisi Politik Dalam Bahasa Indonesia

 Zamannya zaman gila
Pergi ke bulan naik dokar
Rakyatnya miskin habis digoyang
Yang penting gak kurang makan
Makan tempe berlauk tahu
Pikirannya memble moralnya keliru
Zamannya zaman gila
Beli burung dapat kandang
Politiknya kehabisan program
Bokong Inul dijual bergram-gram
Inal-Inul berbokong-bokong
Politiknya menyusut menjadi bokong
Para elit berbohong omong kosong
Zamannya zaman gila
Minum kopi bergula tebu
Rakyat tidak tahu siapa yang menjadi panutan
Para elit gak bisa ditiru
Semua menuruti maunya sendiri
Kencing di malam hari untuk membasahi halaman
Para elit muntah tapi rakyat kelaparan
(Karya Sindhunata, 2003: 31)
Contoh Puisi Politik

Makna kutipan  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  walaupun  para  elit  berbicara banyak  tentang  politik  negara  tetapi  semua  itu  berupa  omong  kosong.  Para  elit hanya  memenuhi  kehendak  pribadi,  yang  artinya  segala  tindakanya  sama  sekali tidak  bisa  ditiru.  Hingga  terjadi  kesenjangan  yang  tinggi,  yang  digambarkan dalam  puisi  tersebut  dengan  elit  yang  muntah,  karena  terlalu  banyak  makan, sedangkan    rakyat    kelaparan.

Kesenjangan    yang    inilah    yang    kemudian menciptakan banyak permasalahan dan krisis dalam masyarakat. Masyarakat yang merasa  tidak  berdaya  tidak  melakukan aksi  apapun  dan  menjadi  apatis  terhadap para pejabat pemerintah . Ilustrasi  dari  puisi  ini  pun  menunjukkan  bahwa  elite  politik  dan  pejabat negara bukan orang yang dapat dipercaya. Pada ilustrasi pertama terdapat gambar mulut  yang  tersenyum  sebagai  simbol  ucapan  elit  politik  yang  banyak  janji  dan
sering berkata manis. Namun, dalam gambar tersebut, didepan mulut terdapat sate bokong yang
dipegang dengan tangan yang membentuk simbol hubungan seksual.
Gambar tersebut ingin menyampaikan bahwa selain sering omong kosong, pejabat elit  juga  sering  terlibat  skandal  seksual  (http://uniknya.com/

Keriuh-rendahan  dan  kesenjangan  yang  tinggi  ini  dalam  puisi  tersebut disebutkan merupakan representasi sebuah zaman yang gila. Lebih jauh, puisi ini terasa  mengritisi  sikap  kesenjangan  hukum,  ekonomi,  sosial  yang  dialami  di Indonesia.  Kesenjangan  ekonomi  dan  hukum  dan  sosial  merupakan  kesenjangan yang saling berhubungan satu sama lain. Sehingga jika terjadi kesenjangan di satu bidang,   maka   akan   terjadi   kesenjangan   di   bidang   yang   lain.   Terciptanya kesenjangan  karena  sikap  elit  yang  mengambil  yang  menjadi  milik  masyarakat,
karena  elit  yang  tidak  mematuhi  hukum  yang  berlaku,  atau  juga  karena  elit  yang tidak memiliki sikap dan etika yang baik (Human Right Watch, 2003). Selain itu, krisis  ekonomi  dan  sosial  yang  membuat  siklus  ekonomi  buntu  ikut  membuat kesenjangan tersebut tercipta.
Selain  itu,  faktor  masyarakat  yang  pasif  terhadap  sikap  elit  membuat kesenjangan  semakin  besar.  Dalam  puisi  “Jula-juli  Zaman  Edan”,  masyarakat yang  mengetahui  sikap  elit  tersebut  tapi  hanya  bisa  diam,  sabar,  dan  hanya  bisa melihat  tingkah  pola  elit  yang  merugikan  masyarakat  tanpa  melakukan  apapun juga ikut berperan menumbuh-kembangkan kesenjangan tersebut.

Demikian sedikit ulasan tentang Contoh Puisi Politik yang mampu kami rangkum, semoga bermanfaat. Terima kasih.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »